Digitalisasi Bansos Pasar Murah Kacau, Penyelenggara Salahkan KPM

Cibungbulang, HRB – Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga Unit Leuwiliang distribusikan paket Sembako dalam Operasi Pasar Murah (OPM) tahun 2022 bagi masyarakat terdampak inflasi atas perubahan harga.

Menurut Kepala Unit Pasar Leuwiliang, Mulyadi mengatakan, pelaksanaan OPM yang dilakukan pihaknya meliputi 4 kecamatan diantaranya, Kecamatan Leuwiliang, Pamijahan, Cibungbulang dan Ciampea.

“Untuk penerima manfaatnya itu ojek online, ojek pangkalan, sopir angkot pedesaan dan pedagang mikro,” ungkap Mulyadi kepada wartawan disela kegiatannya di Aula Kantor Kecamatan Cibungbulang pada, Kamis 15 Desember 2022.

Mulyadi menjelaskan, persoalan yang muncul, seperti kenapa penerima manfaat tidak menerima pemberitahuan melalui aplikasi perpesanan (WA). Secara umum kendala itu mungkin bisa saja terjadi seperti penerima saat melakukan pendaftaran menggunakan nomor handphone yang lama.

“Kemungkinan sudah diganti dengan nomor yang baru, jadi otomatis tidak menerima notifikasi. Solusinya adalah kami berkoordinasi dengan pihak Kecamatan yang diteruskan ke desa, untuk diberitahukan kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dan kami proses dengan bukti KTP aslinya,” katanya.

Sementara itu, Camat Cibungbulang, Agung Surachman Ali mengatakan, ada sekitar 100 orang warga penerima manfaat OPM di wilayahnya.

“Sekarang masih progres, pelaksanaan operasi pasar murah yang dilakukan oleh pd pasar tohaga unit pasar Leuwiliang, sekitar lima puluh persenan yang telah datang untuk menebus sembako yang ada. Jika kita uang kan sembako yang ada senilai seratus lima puluh ribu rupiah, namun warga hanya membayarnya dua puluh lima ribu,” kata nya.

Sebelumnya di wilayah lain, Operasi Pasar Murah juga digelar di Pasar Cigudeg, Kecamatan Cigudeg selama dua hari pada, Selasa dan Rabu 13-14 Desember 2022 kemarin, dan hanya ada satu orang penerima yang melakukan tebus murah paket sembako tersebut.

Staf TU Unit Pasar Cigudeg, Noviandri Nur Nizar mengatakan, bahwa kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut dengan kuota sebanyak 635 penerima.

Kegiatan Operasi Pasar Murah tersebut merupakan salah satu Program Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor.

“Untuk dua hari, tapi sejauh ini kemarin Nol tidak ada yang ambil paket, nihil tidak ada yang datang. Di hari ke dua siang ini baru satu orang,” katanya.

Hingga hari kedua pada Rabu siang itu hanya baru ada satu orang yang datang untuk melakukan tebus murah paket sembako tersebut.

“Tapi masih down servernya, karena kami kan melalui server, di hari ke dua siang ini baru satu orang tapi masih down servernya, karena kami kan melalui server. Jadi, tidak si penerima datang kemudian mengambil gitu saja. Jadi, kami server dulu di aplikasi barcode baru si penerima di kasih,” katanya.

Digerus Persaingan Zaman, Kades Atikah Pertahankan ‘Keperawanan’ Minimarket

Sukamakmur, rakyatbogor.net – Tak dipungkiri gempuran minimarket kini tak hanya merambah di wilayah-wilayah padat penduduk, tapi juga sudah menjamah hingga ke pelosokpelosok desa.

Akibatnya, tak sedikit pemilik warung kecil dengan modal tak seberapa harus gulung tikar karena kalah saing dengan gengsi yang ditonjolkan usaha modern tersebut. Sadar akan ‘bahaya’ itu, Kepala Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Atikah mengambil langkah tegas.

Ia berkomitmen untuk menutup ruang bagi minimarket yang berniat menjalankan usaha di wilayahnya demi berputarnya roda perekonomian warga. “Sampai saat ini, kami belum mengizinkan adanya toko modern jenis waralaba termasuk villa-villa maupun perumahan masuk di desa kami,” ujar Atikah saat dihubungi Rakyat Bogor, Selasa (14/12/2021). Kebijakan Atikah sangat beralasan.

Sebab, mayoritas warganya saat ini adalah pedagang tradisional dengan skala modal kecil dan bertani. Karena itu, ia bertekad akan terus mempertahankan kelestarian lingkungan wilayah desanya, yang tentunya bekerjasama dengan RT dan RW serta masyarakat. “Makanya untuk menghindari adanya waralaba masuk, kita selalu sosialissaikan kepada RT dan RW,” tutupnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang kecil di Desa Sukaharja, Aminah (45) mengaku bersyukur masih bisa bertahan berdagang meski hanya menjajakan ragam jenis kopi sachet dan jajanan anak di desanya. Iapun mengaku, jika adanya toko modern masuk desanya maka ia tidak setuju.

“Ya jangan sampai lah ada toko modern masuk desa kami. Ini nanti membuat kami selaku pedagang kecil terancam,” ujarnya.

Digaji 50 – 75 Ribu Per Hari, Upah Petugas Kebersihan Tak Manusiawi

Ciawi, HRB – Sebagian besar masyarakat mungkin tidak mengetahui secara persis, berapa upah yang diterima para pekerja lepas seperti pesapon dan kru pengangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor.

Ternyata upah yang diterima pasukan oranye yang setiap hari membersihkan lalu mengangkut tumpukan sampah agar lingkungan tetap bersih itu, hanya berkisar Rp 50 hingga 75 ribu per hari.

Dan jika dikalikan 25 hari kerja, mereka hanya mengantongi sebesar Rp 1.250.000 hingga Rp 1.785.000. Nilai tersebut tentunya sangat jauh berbeda ketimbang upah yang diterima karyawan pabrik yang mencapai Rp 4,2 juta sesuai UMK tahun 2022.

Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan upah yang diterima para pekerja harian lepas di lingkup SKPD lain pun, gaji para pesapon dan kru kebersihan selisihnya pun masih jauh.

Padahal, tanpa mereka mustahil sampah bisa tertangani dengan baik. Hal itu pun sangat tidak sesuai dengan julukan Pahlawan Retribusi yang kerap disematkan untuk mereka yang turut mendongkrak PAD Kabupaten Bogor.

“Upah saya hanya Rp 75 ribu per hari. Kalau sebulan pendapatan berkisar 1,7 sampai 1,8 juta. Kalau dibilang gak cukup, yah memang gak mencukupi kebutuhan rumah,” ungkap SN (44) petugas kebersihan UPT DLH wilayah III Ciawi, Rabu (13/07/2022).

Bapak tiga anak ini pun mengaku, sudah hampir lima tahun bekerja sebagai petugas kebersihan. Kata dia, pekerjaan itu menjadi pilihan terakhir baginya, karena peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan terkendala dengan usianya yang tak lagi muda serta modal ijazah SD.

“Ya mau gimana lagi, tidak ada pilihan lain. Kalau soal bau sampah, itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Intinya, bagaimana caranya sampah bisa diangkut supaya tidak menumpuk,” imbuhnya.

Terpisah, Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik, Andika Pakpahan menilai, kebersihan lingkungan tak luput dari peran petugas kebersihan yang setiap hari membersihkan sampah di berbagai titik. Karena itu pihaknya pun mendesak pemerintah daerah untuk menjamin hak-hak mereka melalui SKPD yang menaungi.

“Mereka harus bekerja sewaktu kita masih tertidur lelap, bahkan saat libur panjang mereka tidak bisa bersama keluarga di rumah karena volume sampah mengalami peningkatan, terutama di lokasi wisata. Sudah sewajarnya gaji mereka yang saat ini tidak manusiawi diperhatikan,” tuturnya.

Apalagi lanjut dia, harga sejumlah kebutuhan pokok saat ini terus meroket. Sementara upah yang mereka terima dipastikan hanya bisa mencukupi kebutuhan dapur saja.

Selain itu, ia pun menyoroti soal setoran retribusi DLH kepada Pemkab Bogor dengan alasan untuk menggali PAD. Menurutnya, DLH dalam menentukan nilai setoran setiap tahunnya tidak dilandasi hasil kajian pendapatan retribusi sampah dari tiap-tiap UPT. Walhasil, gaji petugas kebersihan tidak diperhatikan karena UPT lebih mengedepankan setoran.

“DLH seharusnya memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan. Jangan hanya mengejar setoran tahunan. Setiap UPT bisa mencapai miliaran loh, harusnya gaji petugas kebersihan bisa lebih manusiawi,” pungkasnya.

Diduga Terjatuh, Seorang Santri di Leuwiliang Meninggal Dunia

Seorang santri di pondok pesantren (Ponpes) modern Umul Quro Islami (UQI) di Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang berinisial AS berusia sekitar 18 tahun dikabarkan meninggal dunia usai terjatuh kedalam sebuah septictank.

Menurut informasi, korban merupakan warga Tanggerang itu diduga terjatuh saat hendak kabur melewati bagian belakang kamar mandi dan jatuh terbentur pinggiran saluran airair (Got).

“Ternyata kronologisnya dijelaskan seperti itu, dia itu mau keluar diam-diam akhirnya lewat pentilasi kamar mandi dan dia gatau dibawah itu ada goat kolam”kata Kapolsek Leuwiliang. Kompol Agus Supriyanto kepada wartawan pada, Kamis 08 Juni 2023

Kompol Agus mengatakan, koroban bersama temannya hendak kabur dari pondok dengan melewati saluran pentilasi di salah satu bangunan ponpes tersebut. Tetapi, karena teman korban saat itu merasa ditinggalkan oleh korban sehingga temannya tersebut justru tidak jadi kabur.

“Kami terima laporan kemaren rabu jam 2 siang Korban tadinya ,sama temenya karena dia udah duluan temenya berfikir saya ditinggalin dia gak jadi,” katanya.

Masih kata dia, korban ditemukan dalam keadaan tengkurap dan luka-luka pada bagian dagu diduga karena akibat jatuh pada goat tersebut.

“Keadaan ditemukan tengkurep dan luka-lukanya robek didagu, Santri masih SMP usia 15 tahunan Warga tanggerang,” katanya.

Lebih lanjut, saat diceritakan orang tua korban pun menyadari bahwa anaknya meninggal karena kecelakaan.

“Orang tuanya juga ketika dijelaskan, mereka menyadari bahwa kecelakaan tapi katanya dia

mau pergi ke warnet mau chatingan sama pacarnya kata temenya itu,” katanya.

Diduga Pungli Uang Kelulusan, Disdik Kabupaten Bogor Akan Panggil SMPN 1 Babakan Madang

Cibinong – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah akan memanggil pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Babakan Madang. Yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) biaya kelulusan senilai 75 ribu Rupiah ke sejumlah siswa.

Juanda menyatakan, Disdik Kabupaten Bogor akan melakukan pengecekan dan investigasi terlebih dahulu ke sekolah tersebut.

“Jika memang tim di lapangan menemukan adanya pungli tersebut. Kami akan melakukan pemanggilan terhadap pihak sekolah. Dan akan memberikan sanksi tegas, apabila ditemukan praktek pungli tersebut,” tegas Juanda, Kamis (20/06/2021).

Adanya pungutan biaya kelulusan, menuai protes dari wali murid Orang tua murid menunaikan protes kepada pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Babakan Madang. Hal tersebut dibenarkan oleh Salah satu orang tua murid berinisial SAL, bahwa dirinya mengaku adanya pungutan biaya kelulusan sekolah senilai Rp 75.000 ribu.

“Saya sudah tanyakan kepada wali kelas, tentang pungutan uang senilai Rp 75.000 ribu tersebut. Dan wali kelas mengatakan uang tersebut untuk sampul dan penulisan (ijazah) dan untuk uang Rp 25 ribu berupa kenangan sekolah,” ungkap SAL.

Sebelumnya, Ketua DPD Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kabupaten Bogor, Jonny Sirait angkat bicara. Ia menyayangkan adanya pungutan tersebut dan mendesak Tim Saber Pungli proaktif menanggapi keluhan orang tua murid.

Menurutnya, seluruh pungutan dan sumbangan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 44 Tahun 2012.

“Dalam Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan, satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah, dan/atau pemerintah daerah dilarang memungut biaya satuan pendidikan. Apapun bentuknya, satuan pendidikan dasar di bawah pemerintah dilarang memungut iuran. Tidak ada alasan apapun,” ujarnya.

Jonny mengakui, selama ini banyak aduan terkait modus yang dilakukan sekolah mulai dari dalih untuk seragam, buku hingga lampiran surat kesediaan orang tua berdasarkan kesepakatan komite sekolah, termasuk dalih untuk perpisahan.

“Modus ini dianggap kepala sekolah sebagai surat sakti untuk melegalkan praktik pungutan kepada wali murid. Padahal dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 Pasal 12 huruf (a) menyebut, Komite Sekolah, baik perorangan maupun kolektif dilarang menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam atau bahan pakaian seragam di sekolah,” tandasnya.

Diduga Gagal Nyalip, Dua Pemotor Tewas Terlindas Bus di Ciampea

Ciampea, HRB – Dua orang pengendara sepeda motor dikabarkan meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di ruas jalan Raya Cikampak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor pada Senin (24/04/2023) kemarin.

Dalam sebuah rekaman video amatir yang beredar tampak dua orang pengendara motor tersebut terlindas oleh roda bagian belakang bus angkutan penumpang berwarna biru.

Informasi tersebut kemudian benarkan oleh Kepala Terminal tipe B Leuwiliang, Wahyu Hidayat mengayakan bahwa kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah Bus Maya Gapura Intan (MGI).

“Iya, lebih jelasnya ke polsek atau ke unit laka,” kata Wahyu Hidayat kepada wartawan pada, Selasa 25 April 2023.

Informasi yang didapat, kronologi kecelakaan lalulintas tersebut berawal dari kendaraan roda dua yang di kendarai korban merupakan pasangan suami istri merupakan warga Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang yang melaju dari arah Bogor menuju Leuwiliang.

Sesampainya di lokasi kejadian kendaraan roda dua itu diduga hendak mendahului bus MGI. Namun, bersenggolan dengan Angkot sehingga hilang kendali dan terlindas ban belakang bus.

“Kronologis, kendaraan Roda dua, Arah Leuwiliang menuju Bogor bermaksud mendahului Bus Maya Gapura Intan (MGI) dan bersenggolan dengan Angkot dari arah Bogor menuju Leuwiliang sehingga pengendara motor hilang kendali dan terlindas ban belakang bus,” katanya.

Pasangan suami-isteri berinisial T dan I dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian, kini korban telah di bawa ke RSUD leuwiliang.

Kasus tersebut saat ini dalam penanganan pihak kepolisian Unit laka Dramaga.

“Sudah dibawa ke laka lantas Dramaga, korban dibawa ke RSUD leuwiliang. Sedangkan bus dibawa ke laka Dramaga penanganan nya sama laka Dramaga,” kata Kanit lantas Polsek Ciampea Iptu Lalu Nasrun melalui pesan singkatnya.

Bangun Harmonisasi dengan Insan Pers Kota Bogor, Kapolresta Kombes Bismo Sebut Wartawan sebagai Saudara

Bogor Tengah, HRB – KAPOLRESTA Kota Bogor, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso tengah membangun harmonisasi dengan insan pers Kota Bogor. Orang nomor satu di Polresta Bogor Kota yang baru sepekan menjabat ini, menyebut wartawan bukan saja rekan kerja, tetapi sebagai saudara.

“Wartawan itu bukan saja rekan, tetapi juga saudara bagi saya,” ungkap Kombes Bismo dalam sambutannya saat makan bersama puluhan wartawan yang bertugas di Kota Bogor, di salah satu rumah makan, Jalan Padjadjaran, Kota Bogor, Selasa (10/1/2023).

Terkait programnya sebagai Kapolresta Bogor Kota yang baru, Kombes Bsmo menjelaskan, ke depan akan menindaklanjuti atensi dari Kapolri dan Kapolda Jawa Barat (Jabar) agar aparat polisi selalu berada ditengah masyarakat.

“Programnya adalah polisi penolong, polisi penolong ini atensi dari Kapak Kapolri dan Bapak Kapolda Jabar untuk kita selalu menolong masyarakat dan mengerti masyarakat yang kesusahan,” ucap dia.

Kombes Bismo menambahkan, hal itu untuk menjaga citra polisi yang menjadi pengayom bagi masyarakat, khususnya di Kota Bogor. Dengan demikian, aparatur polisi menjadi bagian solusi ditengah persoalan yang terjadi ditengah masyarakat

“Jadi bagaimana kita perduli, bagaimana kita merasakan kesusahan masyarakat, problem masyarakat, permasalahan masyarakat dan kita hadir untuk mendengarkan dan juga memberikan solusi membantu,”tambahnya.

Sebagai Kapolresta, Kombes Bismo akan melanjutkan semua hal positif yang sudah menjadi program kerja Polresta Bogor. Ia ingin polisi memberi manfaat bagi masyarakat. Ia ingin seluruh jajarannya di Polresta Bogor lebih humanis dan benar-benar dekat dengan masyarakat. Bismo mencontohkan, di pagi hari di saat masyarakat berangkat bekerja, anak anak berangkat sekolah, polisi selalu hadir untuk masyarakat.

“Mulai Pak Kapolres, para pejabat utama polres dan seluruh kapolsek hadir, sehingga bisa memberikan perasaan kepada masyarakat bahwa polisi hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman, termasuk di sekolah-sekolah dengan membantu menyebrangkan dan lain sebagainya,” kata Bismo.

Kemudian, kata dia, mempererat silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat guna menyerap aspirasi. Dengan begitu, hematnya, setiap perkembangan ditengah warga masyarakat dapat terserap. Harapannya, polisi bisa memberi solusi dari persoalan yang ada di masyarakat.

“Juga kita silaturahim kepada masyarakat, tokoh masyarakat untuk mendengarkan, menyerap keluhan saran dan masukan. Saya ingin masyarakat senang karena polisi mendengarkan mereka dan hadir memberikan solusi yang selalu kami respon,” kata dia.

Bismo juga menyampaikan, akan melakukan penangan kasus-kasus terkait judi, miras, narkoba dan lain sebagainya. ” Ya kita tangani prosedur, kalo misalkan rekan rekan ada informasi, informasikan kepada saya untuk saya ungkap dan tangkap,”terangnya.

Bangkit Dari Pandemi, BUMDes Gintung Cilejet Buka Usaha SPBU Mini Pertashop

Parungpanajng – Pemerintah Desa (Pemdes) Gintung Cilejet membuka usaha SBPU mini Pertashop melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Usaha SPBU mini berbasis kecamatan ini adalah pertama kali diresmikan di wilayah Kecamatan Parungpanjang.

SBPU Mini pertashop bertempat di Jalan Raya Salimah Kampung Salimah Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor, dinilai akan membuka peluang usaha dan meningkatkan ekonomi dampak Pandemi Covid 19.

“Program yang telah dilaksankan dari jauh hari bersama prangkat desa dan kami milih pertshop karna melihat prospek kedepan, ingin meningkatkn perekonomian warga, diantaranya bisa menampung tenaga kerja, buat pengecer juga bisa belanja ke pertashop,”kata Komarudin ketua BUMDes Desa Gintung Cilejet, Minggu (14/11/2021)

Hadir diperesmian Pertashop Camat Parungpanjang Icang Aliyudin menyambut baik gagasan membuka usaha SPBU mini pertashop oleh BUMDes Gintung Cilejet. Ia mengatakan, Alhamdulillah BUMDes desa Gintung Cilejet bekerja sama dengan Pertamina melalui petrashop pom mini.

Menurutnya, peresmian usaha pom mini ini merupakan yang pertama di kecamatan Parungpanjang. InsyaAllah ini akan bermanfaat, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat, karena harga jual BBM nantinya sama dengan POM Pertamina.

“Bakal cikal bakal BUMDes parungpanjang, karena jumlah pom bensin dengan luas wilayah Parungpanjang belum memenuhi kebutuhan untuk mayarakat. Adanya pengelolaan melalui BUMDes masyarakat bisa lebih dekat dan lebih hemat waktu dan uang,”pungkasnya.

Awas…Lewat Jalan Narogong Cileungsi Gelap

Cileungsi – Sejak beberapa bulan terakhir, sejumlah lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Raya Narogong Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, banyak yang padam. Karenanya, bagi anda yang melintas jalan provinsi ini, harap waspada karena gelap dan rawan saat malam hari.

Dari pantauan Rakyat Bogor, kondisi PJU yang padam itu mulai tampak dari Sepanjang Jalan Raya Narogong Cileungsi – Limusnunggal hingga perbatasan Bantar Gebnag Bekasi. Jalan ini terlihat gelap dan menyeramkan. Tak ayal, kondisi ini membuat pengguna jalan was-was dan tak nyaman.

Salah seorang mahasiswa, Ria (35) mengatakan, belakangan ini kondisi Jalan Raya Narogong Cileungsi, gelap. Sebab, sejumlah PJU banyak tak berfungsi. Sedangkan, arus lalu lintas saat malam hari selalu padat.

“Cukup mengganggu kalau penerangannya mati. Karena jalannya jadi gelap serta rawan kejahatan dan kecelakaan, karena tak jalan rusak atau tidaknya saat dilihat jarak jauh ,” ujarnya kepada Rakyat Bogor, Selasa (26/4/2022).

Menanggapi ini, Lembaga Pemerhati Kebijakan Pemerintah (LPKP) Kabupaten Bogor, bidang Advokasi dan Masyarakat, M.Yhuda Prawira mengatakan, penerangan jalan sangat dibutuhkan bagi penggguna jalan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Saat penerangan jalan padam, kondisi jalan menjadi gelap dan rawan kecelakaan.

“Instansi terkait harus sigap menyikapi persoalan ini, terutama pada UPT Dinas Perhubungan. Karena penerangan jalan di jalan raya provinsi itu menjadi wewenang Dishub (Dinas Perhubungan-red) Provinsi,” tukasnya.

Awas…Jalan Penghubung Sukadamai- Sukaharja Gelap!

Sukamakmur – Penerangan jalan umum (PJU), menjadi kebutuhan tak terpisahkan dari pembangunan infrastruktur jalan kabupaten penghubung dua desa, hingga perbatasan wilayah kecamatan Sukamakmur dan kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Pasalnya, suasana gelap tanpa penerangan lampu jalan saat kendaraan melintas dapat mengakibatkan kerawanan, seperti kecelakaan tunggal, kecelakaan lalu lintas maupun kriminalitas yang bisa terjadi kapan pun.

Seperti penuturan Malik (44) warga Kampung Cijurey RT 01/01 Desa Sukaharja yang kediamannya berada tak jauh dari perbatasan Desa Sukamulya, bahwa disaat hari mulai gelap perlu hati – hati melintas di jalan kabupaten tersebut.

Menurutnya, mulai dari depan kantor desa Sukaharja ke wilayah Desa Sukadamai sampai perbatasan Desa Balekambang Kecamatan Jonggol tidak dilengkapi PJU. “Kalau yang tidak biasa lewat jalan itu bisa bikin merinding, apalagi di jalan ‘Kelok12’ yang diapit perbukitan dan jurang,” tuturnya, Minggu (16/1/2022).

Senada, Iman (37) pemuda Desa Sukadamai yang membuka usaha bengkel las di Jalan Kabupaten itu, membenarkan suasana gelapnya jalan bisa menimbulkan kerawanan, terutama di tikungan yang berbelok – belok.

“Warga setempat yang punya keperluan penting mau ga mau harus ekstra hati – hati lewat jalan itu. Karena gelap dan sepi yang jarang ada rumah warga, juga harus waspada terhadap rawan kriminal,” akunya.

Soal ini, Kades Sukadamai, A. Syarifudin, membenarkan warga setempat membutuhkan PJU, khususnya di jalan kabupaten yang membentang mulai dari perbatasan Desa Balekambang ke wilayah Desa Sukadamai.

“Jalan itu penghubung dua desa, yakni Desa Sukadamai dan Desa Sukaharja yang diharapkan dapat segera dilengkapi PJU oleh Pemerintah Kabupaten Bogor,” tutupnya.